Sabtu, 04 Mei 2013

Review Film Freedom Wreater


Nama : Yeni Rochmahwati
NIM : 124564238
Filsafat Pendidikan

Freedom Writer
            Film ini di ambil dari kisah nyata yang di angkat dari cerita seorang guru di Amerika, tepatnya di New Port Bearch, guru tersebut mencoba untuk membangkitkan semangat dan minat belajar anak-anak didiknya yang mulai hilang karna diskriminasi ras terhadap masyarakat kulit hitam dan perang antar ras yang terjadi  di amerika pada saat itu. Sampai akhirnya terbentuk kelompok Geng yang saling perang dan saling menjatuhkan.
            Film ini dimainkan oleh Erin Gruwel. Dia adlaah seorang perempuan yang bisa di bilang idealis dan juga sangat cerdas. Erin Gruwel memiliki misi tinggi untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak korban gengster di amerika yang notabennya tidak pernah mengenal kata teman, sehingga tidak pernah ada ada damai ataupun suka cita dalam kelas yang di pimpin oleh Erin Gruwel. Anak-anak biasa menyebutnya dengan nama Mrs. G, dia mengajar bahasa inggris di kelas gengster ini.
            Sebelum mulai mengajar Mrs. G telah di beri tahu oleh Guru Senior di sekolah tersebut, bahwa kelas ini cukup berbahaya untuk pemula seperti Erin Gruwel. Tidak satupun guru berpengalaman mampu bertahan satu musim untuk mengajar di kelas tersebut, semua guru selalu tidak tahan dengan sikap, prilaku dan kekacauan yang selalu ada dalam kelas tersebut. Tapi Mrs. G yakin bahwa kelas tersebut tidak sekejam yang di ceritakan, dia yakin bahwa dia akan bisa mengajak anak-anak didiknya untuk belajar dengan lebih baik dan mnghilangkan perbedaan ras dan permusuan antar geng dalam kelas tersebut.
            Hari pertama Mrs. G mengajar, dia tampak begitu panik karna tidak seorang murit pun memasuki kelasnya. Cukup lama Mrs G menunggu akhirnya semua siswanya masuk secara bersamaan ke dalam kelas yang di pimpin, kesan pertam yang di dapatkan oleh Mrs. G jauh dari semua pemikiran yang dia pikirkan sebelumnya. Sepertinya apa yang di katakan sebelumnya oleh Guru Senior memang benar, semua siswanya duduk secara berkelompok menurut ras masing-masing, hari pertama dia mengajar tidak ada satu adegan pun yang yang membuat Mrs. G yakin bahwa dia dapat mempersatukan mereka, kesalahan kecil saja dapat menjadikan perkelahian yang dapat berakibat besar. Kelompok-kelompok gengster seolah menjadikan kelas mereka adalah tempat perang layaknya perang antar geng yang sempat terjadi beberapa waktu lalu di kota tersebut.
            Cukup lama adegan seperti ini di lihat setiap hari bahkan setiap waktu oleh Mrs. G. Suatu ketika dia mencoba untuk mengambil hati siswa nya dengan memberikan buku catatan yang dimana dalam buku catatan tersebut Mrs. G meminta siswa nya untuk menulis dengan sebebas mungkin, menulis semua yang mereka alami. Mereka rasakan dan mereka inginkan untuk hidup dan kebebasan mereka. Mrs. G tidak memaksa mereka untuk memberi tahu apa yang mereka tulis dalam buku harian mereka kepada nya, kecuali bila mereka mengizinkan Mrs. G untuk membaca tulisan mereka. Caara ini ternyata memberikan hasil yang cukup nyata, hampir setiap hari Mrs. G melihat ada buku yang di tinggalkan di dalam loker dan itu pertanda bahwa mereka mengizinkan Mrs. G untuk membaca tulisan mengenai kehidupan mereka.
            Semua hal yang mereka tulis dalam buku harian mereka tidak jauh dari ccerita di mana mereka dan keluarga mereka yang mengalami perkelahian antar geng, sampai akhirnya perkelahian tersebut membuat mereka saling membenci antara satu geng dengan geng yang lain mereka selalu menganggap bahwa hidupnya akan terancam. Tidak pernah ada keinginan bagi mereka untuk sekolah sampai jenjang yang tertinggi rasanya untuk hidup sampai usia 18 tahun saja mereka sangat beruntung, dari sinilah akhirnya timbul perasaan saling membenci dalm benak mereka, sehingga mereka selalu ingin saling menjatuhkan satu sama lain. Murit-murit Mr. G seolah menganggap bahwa geng adalah segalanya bagi mereka dan mereka menganggap bahwa hidup mereka hanya untuk memperjuangkan geng mereka, tidak pernah ada di antar mereka yang benar-benar perduli dengan sekolah ataupun pendidikan hanya perang, permusuhan dan saling menjatuhkan yang selalu mereka tanamkan. Dengan kenyataan yang demikian mungkin akan susah untuk Mrs. G mempersatukan ideologi mereka. Tapi dengan model mengajar yang unik Mrs. G mencoba meyakinkan mereka bahwa geng bukan lah segalanya, saling menjatuhkan bukan jalan untuk mencapai hidup yang lebih baik. Mrs. G berusaha menyadarkan mereka bahwa dengan pendidikan mereka bisa mendapat hidup yang lebih baik.
            Mrs. G menganggap dengan memberikan buku-buku bacaan yang mendidik mereka dalam hal perbedaan ras, menghadirkan pembicara yang berpengalaman dan lain sebagainya dapat menyurutkan amarah genster mereka untuk saling menjatuhkan, namun semua usaha Mrs. G tudak di dukung oleh pihak sekolah, sehingga Mrs. G harus berusaha sendiri untuk mencukupi kebutuh dalam proyeknya. Ia memutuskan untuk memakai waktu luangnya dengan bekerja sambilan dan uang yang di hasilkan di pakai untuk membeli buku-buku bacaan untuk murit-muritnya, serta mengundang beberapa pembicara pembicara handal yang berpengalaman dalam perang gengster, melalui pembicara-pembicara yang di hadirkan oleh Mrs. G itulah akhirnya mereka sadar bahwa sesuatu yang buruk dak telah berlalu tidak seharusnya di lanjutkan, semuanya harus dapat memulai hidup yang lebih baik dan saling menghargai meskipun berbeda ras, melalui pembicara yang di undang Mrs. G berusaha meyakinkan bahwa hidup mereka masih panjang dan mereka harus mengikuti pendidikan sampai setinggi mungkin sehingga mereka dapat dihargai oleh ras lain dam mereka tidak di pandang rendah oleh ras lain.
            Dari sinilah mulai tercipta suka cita dalam kelas yang dipimpin oleh Mrs. G tidak ada lagi perselisihan antar ras, mereka seolah menganggap sama semuanya, tidak ada lagi rasa ingin saling membunuh, tidak ada lagi dendam, bahkan setiap harinya di penuhi dengan suka cita, bahkan semua siswa yang dai kelas Mrs. G ingin melanjutkan pendidikan bersama-sama ke perguruan tinggi dan meminta Mrs. G untuk tetap menjadi guru bagi mereka.
            Mrs. G dan murit-murit nya ingin mengabadikan cerita mereka untuk menciptakan kelas-kelas perdamaian yang lebih banyak di negara tersebut, akhirnya mereka sepakat untuk mengumpulkan bukan harian mereka dan menulisnya ulang untuk di satukan dan di jadikan sebagai sebuah buku yang berjudul “The Freedom Writer’s Diary” mereka berharap dapat menciptakan perdamaian yang lebih banyak dari buku tersebut.
            Film ini mengisahkan betapa seorang guru rela mengorbankan pikira, tenaga, waktu, uang bahkan kelangsungan rumah tangganya demi memberikan semangat pada anak didiknya yang di anggap oleh semua orang bukan manusia terhormat, anak yang tidak di anggap oleh orang tuanya bahkan mereka di anggap sebagai sampah masyarakat. Mrs. G mencoba meyakinkan mereka bahwa pendidikan adalah salah satu jalan untuk mereka supaya bisa hidup lebih baik di tengah masyarakat dan akhirnya Mrs. G berhasil meyakinkan mereka dan mengembalikan semangat mereka untuk hidup dan menggapai pendidikan, meski Mrs. G harus rela keluarganya hancur karna dia lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah.
            Alur cerita yang berfokus pada perang gengster dalam film ini memakai bahasa yang mudah di pahami, permasalahan perang gengster, perbedaan pendapat dan sebagainya adalah masalah yang biasa di hadapi oleh anak muda sebagai ajang untuk mencari jati diri. Sehingga film tersebut sangat mengena dengan permasalahan remaja pada umumnya
            Dari film Freedom Writes ada dua hal menarik yang dapat saya simpulakn, pertama mengenai jalan ceritanya yang dimana pada dasarnya anak-anak muda adalah mahluk yang berusaha untuk mencari kebebasan untuk dirinya sehingga mereka beruha untuk mematikan musuh-musuhnya untuk dapat hidup lebih lama danlebih baik. Yang kedua adalah semangat Mrs. G dalam meyakinkan murit-muritnya untuk dapat menempuh untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Cara mengajarnya yang terkesan tidak umum, unik dan penuh pengorbanan sehingga pada akhirnya mampu meyakinkan murit-muritnya untuk terus belajar. Cara yang di pakai seperti memberi buku bacaan, mengundang koraban Holocoust tidak umum seperti yang dilakukan guru-guru lainnya, sehingga menambah keunikan dalam film tersebut.
            Film Freedom Writer merupakan film yang mendidik untuk generasi muda. Kita tahu film-film yang biasa di mainkan oleh anak-anak muda saat ini mungkoin tidak jauh dari cerita cinta, horor memungkin sedikit bagus mengenai persahabatan, namun dalam film Freedom Writer di suguhkan tema pendidikan juga di adu dengan alur saling menghargai ras, dan di mainkan oleh anak-anak muda, sehingga pas untuk di jadikan tontonan yang bermanfaat untuk generasi muda saat ini, dan tentu akan sangat bermanfaat untuk generasi muda dalam menumbuhkan kemauan mereka untuk belajar dan mendapat hidup yang lebih baik
            Kritik untuk fillm Freedom Writer adalah perbedaan antara tema dan dominasi cerita. Tema yang di pakai adalah pendidikan, namun masalah yang banyak di angkat adalah mengenai perbedaan ras antar kaum kulit hitam dan kulit putih sehingga mengakibatkan tumbuhnya gengster dan keinginan untuk saling membunuh, hanya sedikit aroma pendidikan yang di angkat dalam cerita di fil Freedom Writer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar